Tidak dipungkiri memang, praktik-praktik ini masih merajalela karena pada dasarnya setiap orang itu menghendaki dirinya dibanjiri rezeki. Nafsu instan dan serba cepat ini telah membutakan mata hatinya dalam berikhtiar mencari rezeki. Di tambah lagi dengan berbagai godaan dunia yang begitu kuat, menarik manusia untuk mencicipi lifestyle yang hedonis. Dengan begitu, potensi-potensi yang seharusnya bisa mempermudah menjalani kehidupan menjadi tenggelam, karena kuatnya dorongan ‘setan-setan’ dunia.

Padahal, sesungguhnya, potensi itu merupakan bekal awal yang harus dikembangkan dan dioptimalkan oleh para pemiliknya. Selain itu, potensi yang kita miliki sejak lahir merupakan amanah dari Allah SWT untuk diwujudkan dan dimanfaatkan dalam rangka menerangi dunia dengan berbagai kebaikan dan kebenaran, terlebih kebaikan dan kebenaran dalam merengkuh rezeki-Nya. Justru dengan ketidaksabaran manusia dalam memaksimalkan potensi inilah yang membuatnya terjerumus ke dalam kubangan dosa yang tidak termaafkan.

Rezeki itu tidak mungkin datang dengan sendirinya, apabila kita hanya sebatas duduk termenung dengan mengeluarkan jampi-jampi berbau klenik. Rezeki akan mudah diraih apabila kita berusaha dan berdoa kepada Allah SWT dan sesuai dengan ajaran Islam. Tentunya rezeki yang bisa membahagiakan kita di dunia maupun di akhirat.

Islam memberikan beberapa amalan kepada umatnya untuk mempermudah dan mempercepat datangnya rezeki, seperti memperbanyak istighfar dan gemar bersedekah. Allah SWT berfirman,

“Mohon ampunlah kepada Tuhanmu, sesungguhnya Dia adalah Maha Pengampun. Niscaya Dia akan mengirimkan hujan kepadamu dengan lebat. Dan membanyakkan harta dan anak-anakmu, dan mengadakan untukmu kebun-kebun dan mengadakan pula (di dalamnya) untukmu sungai-sungai.” (QS Nuh: 10—12).

“Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir seratus biji. Allah melipatgandakan (ganjaran) bagi siapa yang Dia kehendaki. Dan Allah Mahaluas (karunia-Nya) lagi Maha Mengetahui.” (QS Al-Baqarah: 261).

Kemudian, bagaimana kita menjalankan amalan-amalan tersebut sesuai tuntunan Islam? Apa saja bukti bahwa amalan-amalan tersebut benar-benar bisa mempermudah dan mempercepat datangnya rezeki? Dr. KH. Mukhlis Aliyudin, M.Ag. dan H. Enjang AS, M.Ag., M.Si akan menjelaskannya kepada Anda di dalam buku Mempercepat Datangnya Rezeki dengan Ibadah Ringan.

Di dalam buku terbitan Ruang Kata ini dibahas secara menyeluruh tentang berbagai amalan-amalan mudah dan ringan untuk mempermudah, mempercepat, dan memperbesar aliran rezeki. Yaitu, mulai dari amalan istighfar, melaksanakan ibadah sunah, membiasakan sedekah, berbakti kepada orangtua, menikah, sabar, syukur, ikhlas, zikir, membaca Al-Qur`an, bersilaturahmi, hingga menyantuni anak yatim. Selain itu, dilengkapi pula dengan kumpulan doa pembuka pintu rezeki untuk Anda panjatkan kepada Allah SWT.